
BRMP Pascapanen Tingkatkan Luas Tambah Tanam di Banyuasin Melalui Optimalisasi Lahan Rawa
Balai Besar Perakitan dan Modernisasi Pascapanen Pertanian (BRMP) terus menunjukkan komitmennya dalam meningkatkan produksi dan produktivitas pertanian, serta pendapatan petani, melalui program pengembangan pertanian di lahan rawa pasang surut dan lebak. Kegiatan ini dilakukan dengan memperhatikan keseimbangan agroekosistem dan tentunya dengan tetap menjaga fungsi pelestarian lingkungan.
Salah satu fokus utama BRMP Pascapanen adalah optimalisasi lahan rawa di Kabupaten Banyuasin. Melalui sinergi antara pemerintah pusat dan daerah, pengembangan pertanian ini dilakukan dengan pemberian bantuan sarana dan prasarana, serta peningkatan infrastruktur lahan dan air yang mendukung kegiatan usaha tani.
Namun, berbagai kendala masih dihadapi dalam upaya meningkatkan indeks pertanaman dan produktivitas di lahan rawa. Diantaranya adalah rendahnya tingkat kesuburan tanah, keasaman tanah yang tinggi, potensi keracunan unsur Fe (Besi) dan Al (Alumunium), serta kondisi air yang fluktuatif. Selain itu, infrastruktur lahan dan air masih terbatas, biaya usaha tani tinggi, serta kelembagaan petani yang belum tertata dengan baik.
Menjawab tantangan tersebut, BRMP Pascapanen menjalankan program Optimasi Lahan Dalam Rangka Peningkatan Pemanfaatan Lahan Rawa. Upaya yang dilakukan meliputi pembangunan dan rehabilitasi saluran irigasi di tingkat usaha tani, penguatan tanggul, drainase, serta penataan infrastruktur lahan sesuai tipologi wilayah. Tujuannya adalah menciptakan kondisi lahan yang lebih produktif dan mendukung kegiatan pertanian berkelanjutan.
Hingga saat ini, realisasi Luas Tambah Tanam (LTT) melalui program ini telah mencapai 44.053,50 hektar di Kabupaten Banyuasin. Angka ini menunjukkan upaya BRMP Pascapanen dalam mengoptimalkan potensi lahan rawa, sekaligus membuka peluang peningkatan kesejahteraan bagi petani lokal.
Dengan terus mendorong perbaikan infrastruktur dan tata kelola lahan yang sesuai dengan kaidah teknis, diharapkan program ini dapat menjadi model pengembangan pertanian berkelanjutan di wilayah rawa Indonesia lainnya.